Salma

Aku baru saja membuka tudung saji. Ada tiga macam masakan yang tersedia di sana. Oseng-oseng kacang panjang dan tempe, i...

(Tagur ke-30) Menua itu sebuah keniscayaan. Bohong jika ada obat mencegah penuaan. Masing-masing kita bisa merasakan se...

(Tagur ke-29)Sudah tiga hari semenjak kejadian itu, Ana semakin bersikap dingin. Aku pun tak hendak membujuk Ana seperti...

(Tagur ke-28) Aku memilih duduk ke ruang tengah. Aku tak ingin melanjutkan perdebatan itu. Aku juga tidak punya niat un...

(Tagur ke-27) Aku terperangah mendengar ucapan Ana yang meledak-ledak itu. Hal yang sama sekali tidak kuduga akan kelua...

Oleh Salma (Tagur 26) Semenjak pulang dari kampung, aku merasa Ana berubah. Ia menjadi pendiam, jarang bermanja dengan...

(Tagur ke-25) Karya Salma “Feb, kamu kenapa?” Febi hanya melirik Alya sesaat, setelah itu ia mena...

(Tantangan ke-24) Berita itu lagi yang ditunggu Febi. Padahal, isi beritanya sudah jelas bahwa korban kecelakaan itu te...

(Tagur hari ke-23) Dengan penuh rasa percaya diri aku mengendarai motorku menyusuri jalan aspal menuju kampung nenek. S...

(Tantangan hari ke-22) Oleh Salma Senja tenggelam di pucuk daun Mengerling pada jingga Malam telah melumatnya ...

Lanjutan (Tantangan hari ke-21) “Walaupun saya sangat menyayangi Raju, saya tetap ingin Raju bisa bertemu orang ...

(Tantangan hari ke-20) Ibu di Mana? Raju berjalan menyusuri gang yang tidak begitu lebar. Ia mencoba menghinda...

Sejak saya pulang dari sekolah tadi hingga sekarang, hujan tak berhenti. Cuaca yang biasanya hangat, sekarang terasa din...

oleh Salma (Tantangan hari ke-18) “Terima kasih, Bun,” ucap Ali sembari memeluk bundanya. Memang bun...

(Tantangan hari ke-17) Ali hanya mampu mematung di depan papan tulis saat ia mendapat giliran menjawab soal matematika ...